Keempat, input kapasitas SDM anggota Panwaslu Kabupaten/Kota kurang sesuai dengan yang diharapkan. Ketiga rekrutmen calon anggota Panwaslu Kabupaten/Kota terlambat dilakukan.
Kedua, proses penentuan jumlah anggota Panwaslu Kabupaten/Kota tidak didasarkan pada analisis beban kerja. Hasil penelitian memperlihatkan beberapa temuan, pertama, Bawaslu belum memiliki grand design yang komprehensif mencakup seluruh fungsi MSDM. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam serta telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif-kualitatif. Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai MSDM anggota Panwaslu Kabupaten/Kota se-DIY. Asumsinya Panwaslu Kabupaten/Kota sebagai lembaga yang bersifat sementara memerlukan cara tersendiri dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM) dibanding lembaga-lembaga lainnya. Visi-misi organisasi akan dapat dicapai apabila SDM yang dimiliki dikelola dengan baik. Seperti lembaga lain pada umumnya, Lembaga Pengawas Pemilu memiliki visi, misi, program, perangkat struktur dan sumber daya manusia (SDM). Lembaga Pengawas Pemilu pada Pemilu Legislatif tahun 2014 yang berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri dari Bawaslu DIY yang bersifat tetap dan Panwaslu kabupaten/Kota yang bersifat sementara. Kehadiran Pengawas Pemilu dimaksudkan untuk memastikan tahapan pemilu berlangsung sesuai prosedur serta asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dismissal of work for both business owners is carried out if the employee does not enter repeatedly, while the other three owners only impose a fine without terminating employment.Pemilihan Umum (Pemilu), termasuk Pemilu Legislatif tahun 2014 Pemilu merupakan arena perebutan kekuasaan ataupun kursi secara konstitusional, yang selalu rentan terhadap pelanggaran atau kecurangan dan karenanya perlu diawasi. For disciplien, the three business owners make a salary deduction system for non-workers, while the other two owners still tolerate. Work maintenance is focused on employee health and facilities. Integration is done through cultivating brotherhood and maintaining communication with employees. Compensation given in the form of overtime money, lunch, THR and bonus. Development is carried out by training internally (on the job training) and externally (off the job training). The results of the research show that in the procurement process the recruitment is carried out by a closed method, while the selection process is done by non-scientific selection.
There we 5 companies that were used as researchers as resource persons namely Pratama Rotan, Surya Rotan, Asri Rotan, CV Agung Rejeki Furniture, and Dunia Rotan. The object of this research is the rattan industry center. This type of research is qualitative with a case study and ethnographic approach. This study aims to describe the management of human resources in the household rattan industry center in Trangsan Village, Sukoharjo Regency throught management functions, namely the procurement of labor, development, compensation, integration, maintenance, disclipine, and dismissal of employee work.